Cara Koneksi Wifi.id

Cara koneksi wifi.id atau Speedy Instan@wifi.id :
1. Koneksikan terlebih dahulu ke SSID wifi.id
2. Buka Browser Google Chrome/ Mozilla Firefox. Tinggal browsing aja pasti masuk portal wifi.id. Contoh: www.speedyinstan.com www.telkomspeedy.com > langsung masuk portal gambar dibawah
Tampilan wifi.id

Tampilan wifi.id
3. Gosok Voucher Speedy Instan dan masukan username dan password
Voucher Speedy Instan
4. kalau sudah masuk > klik button Browsing
Klik Browsing
Oke Browsing
Keterangan: Kalau menggunakan Google-Chrome di membuka jendela pop up sendiri untuk Login. Jika selesai browsing jangan lupa untuk Logout. Karena agar bisa dipakai kembali. Untuk masa aktif Voucher Speedy Instan 24 jam 1 hari.

Jika ada yang menemui wifi.id yang belum konek dan ingin di koneksikan lapor ke 147 minta untuk pelurusan vlan. Biasanya wifi.id dan sejenisnya itu membutuhkan ip 10/36 dari Telkom.
Untuk seting PVC 4: VPI 7 VCI 77

9 komentar:

Teknologi DSL


Teknologi DLC digunakan untuk mengurangi jumlah kabel yang digunakan pada jaringan kabel dan mengatasi masalah kiileija di jaringan, misahrya banyaknya kabel yang rusak karena waktu, pekerjaan penggalian untuk konstruksi kabel yang sulit dan terbatas serta mahalnya biaya jaringan kabel dan pemeliharaannya.

Jenis-jenis DSL
Teknologi DSL terdiri antara lain ADSL, HDSL, SDSL, dan VDSL. Masing-masing kelompok DSL mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
1. ADSL (Asymmetrical Digital Subscriber Line)  yang sering kita gunakan bagi pelanggan telkom, memiliki laju downstream 1.5 - 9 Mbps dan upstream 16 - 640 Kbps. Transmisi ADSL bekerja pada jarak sampai 18.000 kaki (5,48 Km) pada sepasano kawat tembaga pilin (Single Twisted Pair). ADSL sangat cocok untuk digunakan akses internet.
2. HDSL (High Data Rate Digital Subscriber Line), tidak seperti ADSL, HDSL ini bersifat simetrik, memberikan kecepatan 1,544 Mbps disetiap jalurnya pada dua pasang kawat tembaga pilin. Jarak 12.000 kaki (3,65 Km). digunakan koneksi PBX, jaringan antar sentral, server-server internet dan jaringan data pribadi
3. SDSL (Single Line Digital Subscriber Line), untuk keceptan sama dengan HDSL berjarak 3 Km. Apikasinya adalah seperti pada residensial video converencing atau kabel LAN jarak jauh.
4. VDSL (Very High Data Rate Digital Subscriber Line) bersifat Asimetrik. jarak 1,37 Km. kecepatan 13 - 52 Mbps (High Definition Television)

0 komentar:

Jaringan Akses Telepon

Jaringan Akses Telepon
Jaringan Akses adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan sentral telepon. Jaringan ini adalah dasar jaringan telepon, karena pada dasarnya jaringan telekomunikasi adalah gabungan dari beberapa jaringan akses.
Jaringan akses Bering juga disebut sebagai Outside Plan (OSP), beberapa istilah juga sering disebut sebagai Jaringan Lokal Akses. Ada empat jaringan akses yang digunakan dalam telekomunikasi, yakni :
Jaringan Lokal Akses Kabel (Jarlokab atau Jarkab), yaitu jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah jaringan yang paling lama dan paling banyak digunakan. Peningkatan jaringan ini menggunakan teknologi penggandaan seperti Pair Gain dan xDSL. Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar), yaitu jaringan yang menggunakan radio sebagai media aksesnya. Teknologi terdiri dari radio wireless (Wireless Local Loop, WLL), Cordless dan radio Point To Point.

Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarloka fl, jaringan ini menggunakan serat opti sebagai medianya. Aplikasinya terdiri dari FTTZ, FTTC, FTTB, FTTO dan FTTH.

Jaringan Akses Hibrid, jaringan ini menggunakan media transmisi gabungan, aplikasinya antara lain teknologi HFC, PON dll

Konfigurasi Jaringan Kabel Telepon
Jaringan kabel yang menghubungkan sentral telepon ke pelanggan menggunakan kabel tembaga dengan jumlah 1 pasang (pair) untuk 1 pelanggan. Kabel ditarik dari MDF (di sentral) melalui konstruksi kabel primer (terdiri dari manhole dan duct) dan diterminasi ke titik distribusi skunder (RK), yang kemudian didistribusikan ke rumah penduduk melalui tiang dan Distribution Point (DP). Dari DP ditarik ke rumah menggunakan drop wire dan diterminasi dilokasi tertentu di rumah. Selanjutnya dengan menggunakan IKR/G jaringan dihubungkan dengan pesawat telepon.


0 komentar:

Sebcriber Line Interface


Tugas pencatuan ini dilakukan oleh Interface pelanggan yang disebut sebagai Subcriber Line Interface. Sinyal yang berasal dari pesawat telepon akan diterima sentral melalui SLIC. Sinyal dua arah ini
kemudian akan dipisahkan oleh SLIC menjadi sinyal kirim dan terima yang kemudian akan diproses
oleh perangkat PCM. Dari perangkat PCM sinyal diproses lebih lanjut ke switching sistem. Perangkat PCM dan switching akan dibicarakan pada bab lebih lanjut.
Pada Subcriber Line Interface Card (SLIC) terdapat beberapa proses yang disebut sebagai BORSCHT. BORSCHT singkatan dari Battery feed, Overvoltage protection, Ringing, Supervision, Coding, Hybrid dan Test.
Battery feed memberikan tegangan sebesar 48 V ke jalur telepon. Hal yang paling penting adalah mengusahakan agar komponen harmonisa dari sumber tegangan tidak masuk ke jalur telepon, caranya adalah dengan menambahkan induktor. Gambar 1.7 berikut ini adalah rangkaian yang disederhanakan dari battery feed sentral.
Overvoltage protection berguna untuk melindungi perangkat sentral dari tegangan lebih, petir misalnya. Proteksi yang dilakukan SLIC terdiri dari primary protection dan secondary protection. Primary protection menggunakan device MOV (Metal Oxide Varistor) atau menggunakan gas tube protector dan ditanahkan ke bumi, sedangkan secondary protection menggunakan rangkaian internal dan ditanahkan ke chasis. Proteksi ini menahan overvoltage sekitar 500 - 1000 Volt.

Ringing dan supervision digunakan untuk pensinyalan antara sentral dengan pesawat telepon, juga menyediakan kanal pengontrolan dari switching. Coding menangani pembentukan sinyal PCM dan 
berinteraksi dengan perangkat PCM.
Rangkaian yang utama untuk mengkonversikan jalur 2 kawat menjadi 4 kawat adalah hibrid. Konversi 2 kawat menjadi 4 kawat dilakukan untuk memisahkan antara sinyal kirim dan sinyal terima. Hal ini sangat penting dan berkaitan dengan sistem transmisi dan switching digital. Trafo banyak digunakan sebagai pembentuk rangkaian hibrid. Rangkaian hibrid yang baik memiliki sekitar 3,5dB dan memiliki isolasi antara sinyal kirim dan terima sekitar 30dB. Berikut ini contoh rangkaian hibrid yang sederhana.

0 komentar:

Perangkat Telepon


Pada dasarnya pesawat telepon standar merniliki bagian-bagian antara lain:
1. Network block, terdiri dari rangkaian yang memisahkan antara input dari mikropon dan'output ke speaker serta rangkaian antiside tone.
2. Standar dial, yaitu papan dial yang digunakan untuk memilih alamat tujuan yang akan dihubungi. Papan dial ini terdiri dari jenis push button maupun rotary dial.
3. Ringer, terdiri atas ranghaian bel yang akan berbunyi saat telepon dihubangi.
4. Handset, yaitu tempat meletakkan komponen mikropon dan speaker.
5. Hook switch, switch yang berfungsi untuk mengaktifkan telepon. Hook switch berhubungan dengan peletakan handset.

Mikropon sebagai alat input sinyal suara dan speaker sebagai alat output untuk mendengar suara lawan bicara diletakkan pada handset telepon. Kemudian keduanya dihubungkan ke network block. Network block terdiri dari rangkaian anti sidetone dan rangkaian induksi (duplex coil). Rangkaian antiside tone berfungsi sebagai peredam agar suara pembicara tidak terdengar lebih besar dari suara lawan bicara. Sedangkan rangkaian induksi digunakan untuk mencegah tegangan DC 48V masuk ke mikropon dan speaker serta sebagai konversi duplex. Ringer dan rangkaian dial dihubungkan secara paralel ke line telepon. Hook switch diletakkan agar dapat mendeteksi saat kondisi on hook maupun off hook.

0 komentar:

Sistem Telepon

Gambar Telepon
Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Pembahasan berikut ini akan ditekankan pada penggunaan telepon sebagai komunikasi suara. Pada dasarnya pesawat telepon terdiri dari alat pengirim suara (mikropon) dan alat penerima suara (speaker). Pesawat ini dihubungkan dengan sentral telepon menggunakan sepasang kabel tembaga yang dikenal sebagai saluran 2 kawat. Untuk mengaktifkannya, pesawat telepon dicatu tegangan oleh sentral telepon. Tegangan telepon dicatu dari sentral sebesar 48V. Tegangan ini dipilih agar cukup untuk mencatu pesawat telepon sampai beberapa kilometer, sehingga rugi-rugi tegangan pada saluran 2 kawat tidak mempengaruhi kerja pesawat telepon. Selain itu tegangan ini cukup aman bagi manusia ( tegangan di bawah 50V tergolong aman). Tegangan 48V juga mudah dihasilkan dari baterai (4x12V) yang digunakan sebagai catu daya back up di sentral.

Di beberapa tempat tegangan yang digunakan bervariasi dalam range 36V sampai 60V. Sedangkan pada perangkat PABX ada yang menggunakan tegangan 24 Volt Dari sentral telepon, tegangan melalui berkisar 2000 sampai 4000 ohm (tidak termasuk tahanan pesawat telepon). Tahanan minimal  pesawat telepon pada kondisi on hook (tidak aktif) adalah 30.000 Ohm, sedangkan pada kondisi off hook (aktif) minimal 200 Ohm. Sedangkan arus yang mengalir pada saat off hook berkisar 20-50 mA.

Sinyal suara dari pesawat telepon dibatasi antara frekuensi 400 Hz sampai 3400 Hz. Pembatasan frekuensi rendah disebabkan adanya penggunaan komponen transformator dan kapasitor dalam rangkaian, juga menghindari harmonisa frekuensi tegangan listrik 60 Hz. Sedangkan pembatasan frekuensi tingginya atas pertimbangan pada sisi transmisinya.

Jenis-Jenis Nada Telepon
Agar pesawat telepon dan sentral dapat berhubungan, diperlukan pensinyalan (signalling). Pensinyalan antara sentral dengan pesawat telepon meliputi dialling tone, dial, ringing back tone, busy tone, reorder tone, ringing tone dan call waiting.

a. Dialing Tone (Nada Pilih)
Dialing Tone adalah nada yang dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon sebagai tanda jaringan tersedia dan siap untuk digunakan. Nada ini dikirimkan pada saat pemakai telepon mengangkat handset telepon (telepon tidak dalam keadaan berdering). Nada ini adalah nada kontinyu dengan frekuensi 350 Hz dan 440 Hz atau 600 Hz dan 120 Hz, dengan besar -13 dBmO.

b. Dial (Rotary Dial, Push Button Dial)
Ketika pemakai telepon menekan nomor tertentu, pesawat telepon tersebut mengirimkan nomor dial ke sentral. Nomor dial yang dikirimkan oleh pesawat telepon dapat berbentuk pulsa-pulsa (Rotary Dial System) maupun pasangan nada berfrekuensi tertentu (Push Button Dial).
Pada Rotary Dial System, nomor-nomor pada pesawat telepon berupa piringan berputar atau rangkaian lojik yang menghasilkan pulsa-pulsa. Lebar setiap pulsa adalah 10 millidetik. Pada Push Button System, nomor-nomor pada pesawat berupa switch lembut yang mudah ditekan. Pesawat akan menghasilkan sinyal sinyal dengan dua frekuensi yang berbeda. Sistem ini disebut juga Two Tone Dialling atau Dual Tone Multi Frequency (DTMF). Seperti yang ditunjukkan oleh Dari gambar di atas, setiap nomor terdiri dari 2 pasang frekuensi (low band dan high band)

c. Ringing Back Tone (Nada Panggil Balik)
Nada ini dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon pemanggil, jika nomor pelanggan yang
dipanggil telah berdering. Nada akan berhenti jika pelanggan mengangkat pesawat teleponnya. Nada
ini berfrekuensi 440 dan 480 Hz sebesar -19 dBmO, dengan kondisi 2 detik hidup (ON) dan 4
detik mati (OFF).

d. Busy Tone (Nada Sibuk)
Busy Tone akan dikirimkan sentral ke pesawat telepon pemanggil jika saluran yang tersedia sibuk
ataupun pesawat pelanggan yang dituju sedang sibuk. Nada akan berhenti jika pesawat telepon
pemanggil diletakkan kembali. Frekuensi yang digunakan 480 Hz dan 620 Hz dengan besar -24
dBmO. Nada terputus putus pada selang waktu 0,5 detik.

e. Reorder Tone (Nada Gangguan)
Nada ini akan dikirimkan sentral telepon ke pesawat telepon pelanggan jika terjadi gangguan, seperti
putus, hubungan singkat dan sebagainya. Nada gangguan berupa nada kontinyu yang berfrekuensi
480 dan 620 Hz dengan selang interupsi 0,5 detik.

f. Ringing Tone (Nada dering)
Ringing tone dikirimkan sentral ke pesawat telepon pelanggan yang dipanggil. Sinyal ini
mengaktifkan bel pada pesawat telepon. Sinyal berfrekuensi antara 20 sampai 40 Hz dengan
tegangan antara 40V sampai 150V.

g. Call Waiting (Nada Tunggu)
Call waiting menandakan adanya interupsi atau panggilan lain saat telepon sedang off hook. Nada
ini befrekuensi 440 Hz sebesar -13dBmO, dengan durasi 0,3 detik dan berselang setiap 10 detik.

1 komentar:

Copyright © 2013 .:: The World In Your Hand ::..