Sistem Telepon
Gambar Telepon |
Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Pembahasan berikut ini akan ditekankan pada penggunaan telepon sebagai komunikasi suara. Pada dasarnya pesawat telepon terdiri dari alat pengirim suara (mikropon) dan alat penerima suara (speaker). Pesawat ini dihubungkan dengan sentral telepon menggunakan sepasang kabel tembaga yang dikenal sebagai saluran 2 kawat. Untuk mengaktifkannya, pesawat telepon dicatu tegangan oleh sentral telepon. Tegangan telepon dicatu dari sentral sebesar 48V. Tegangan ini dipilih agar cukup untuk mencatu pesawat telepon sampai beberapa kilometer, sehingga rugi-rugi tegangan pada saluran 2 kawat tidak mempengaruhi kerja pesawat telepon. Selain itu tegangan ini cukup aman bagi manusia ( tegangan di bawah 50V tergolong aman). Tegangan 48V juga mudah dihasilkan dari baterai (4x12V) yang digunakan sebagai catu daya back up di sentral.
Di beberapa tempat tegangan yang digunakan bervariasi dalam range 36V sampai 60V. Sedangkan pada perangkat PABX ada yang menggunakan tegangan 24 Volt Dari sentral telepon, tegangan melalui berkisar 2000 sampai 4000 ohm (tidak termasuk tahanan pesawat telepon). Tahanan minimal pesawat telepon pada kondisi on hook (tidak aktif) adalah 30.000 Ohm, sedangkan pada kondisi off hook (aktif) minimal 200 Ohm. Sedangkan arus yang mengalir pada saat off hook berkisar 20-50 mA.
Sinyal suara dari pesawat telepon dibatasi antara frekuensi 400 Hz sampai 3400 Hz. Pembatasan frekuensi rendah disebabkan adanya penggunaan komponen transformator dan kapasitor dalam rangkaian, juga menghindari harmonisa frekuensi tegangan listrik 60 Hz. Sedangkan pembatasan frekuensi tingginya atas pertimbangan pada sisi transmisinya.
Jenis-Jenis Nada Telepon
Agar pesawat telepon dan sentral dapat berhubungan, diperlukan pensinyalan (signalling). Pensinyalan antara sentral dengan pesawat telepon meliputi dialling tone, dial, ringing back tone, busy tone, reorder tone, ringing tone dan call waiting.
a. Dialing Tone (Nada Pilih)
Dialing Tone adalah nada yang dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon sebagai tanda jaringan tersedia dan siap untuk digunakan. Nada ini dikirimkan pada saat pemakai telepon mengangkat handset telepon (telepon tidak dalam keadaan berdering). Nada ini adalah nada kontinyu dengan frekuensi 350 Hz dan 440 Hz atau 600 Hz dan 120 Hz, dengan besar -13 dBmO.
b. Dial (Rotary Dial, Push Button Dial)
Ketika pemakai telepon menekan nomor tertentu, pesawat telepon tersebut mengirimkan nomor dial ke sentral. Nomor dial yang dikirimkan oleh pesawat telepon dapat berbentuk pulsa-pulsa (Rotary Dial System) maupun pasangan nada berfrekuensi tertentu (Push Button Dial).
Pada Rotary Dial System, nomor-nomor pada pesawat telepon berupa piringan berputar atau rangkaian lojik yang menghasilkan pulsa-pulsa. Lebar setiap pulsa adalah 10 millidetik. Pada Push Button System, nomor-nomor pada pesawat berupa switch lembut yang mudah ditekan. Pesawat akan menghasilkan sinyal sinyal dengan dua frekuensi yang berbeda. Sistem ini disebut juga Two Tone Dialling atau Dual Tone Multi Frequency (DTMF). Seperti yang ditunjukkan oleh Dari gambar di atas, setiap nomor terdiri dari 2 pasang frekuensi (low band dan high band)
c. Ringing Back Tone (Nada Panggil Balik)
Nada ini dikirimkan oleh sentral ke pesawat telepon pemanggil, jika nomor pelanggan yang
dipanggil telah berdering. Nada akan berhenti jika pelanggan mengangkat pesawat teleponnya. Nada
ini berfrekuensi 440 dan 480 Hz sebesar -19 dBmO, dengan kondisi 2 detik hidup (ON) dan 4
detik mati (OFF).
d. Busy Tone (Nada Sibuk)
Busy Tone akan dikirimkan sentral ke pesawat telepon pemanggil jika saluran yang tersedia sibuk
ataupun pesawat pelanggan yang dituju sedang sibuk. Nada akan berhenti jika pesawat telepon
pemanggil diletakkan kembali. Frekuensi yang digunakan 480 Hz dan 620 Hz dengan besar -24
dBmO. Nada terputus putus pada selang waktu 0,5 detik.
e. Reorder Tone (Nada Gangguan)
Nada ini akan dikirimkan sentral telepon ke pesawat telepon pelanggan jika terjadi gangguan, seperti
putus, hubungan singkat dan sebagainya. Nada gangguan berupa nada kontinyu yang berfrekuensi
480 dan 620 Hz dengan selang interupsi 0,5 detik.
f. Ringing Tone (Nada dering)
Ringing tone dikirimkan sentral ke pesawat telepon pelanggan yang dipanggil. Sinyal ini
mengaktifkan bel pada pesawat telepon. Sinyal berfrekuensi antara 20 sampai 40 Hz dengan
tegangan antara 40V sampai 150V.
g. Call Waiting (Nada Tunggu)
Call waiting menandakan adanya interupsi atau panggilan lain saat telepon sedang off hook. Nada
ini befrekuensi 440 Hz sebesar -13dBmO, dengan durasi 0,3 detik dan berselang setiap 10 detik.
informasi yang bagus, sukses yak bro
BalasHapus